Newskata.com – Pernyataan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang menyebut, “Kalau ada yang tak tumbuh dari bawah, pasti bukan PMII, pasti itu HMI,” adalah bentuk penyampaian publik yang tidak elok, cenderung provokatif, dan tidak mencerminkan semangat keadaban intelektual yang seharusnya dijunjung oleh seorang tokoh nasional.
Sebagai kader HMI, saya memandang bahwa pernyataan tersebut tidak hanya menyesatkan secara historis, tetapi juga memperlihatkan sikap kompetitif yang destruktif antar sesama anak bangsa. HMI tidak lahir dari menara kekuasaan. HMI lahir dari kampus, dari pemikiran, dari jalan dan dari keprihatinan terhadap bangsa ini di awal kemerdekaan. Ia dibentuk oleh semangat perjuangan mahasiswa Muslim Indonesia yang kala itu ingin membangun negeri dengan menggabungkan kekuatan iman dan intelektual.
Menuduh HMI sebagai organisasi yang “tidak tumbuh dari bawah” bukan saja keliru, tetapi juga berbahaya. Ini bisa memicu konflik kultural dan menormalisasi sikap saling rendahkan antar organisasi mahasiswa. Seharusnya, sebagai sesama bagian dari gerakan mahasiswa Islam, baik HMI maupun PMII sama-sama dihargai sebagai entitas yang tumbuh dalam konteks sosial dan sejarah yang berbeda.
Saya tidak ingin membalas provokasi dengan narasi balasan. Namun saya ingin menegaskan bahwa HMI adalah rumah kaderisasi yang telah mendidik banyak tokoh nasional, dari kalangan aktivis, akademisi, teknokrat, bahkan juga politisi lintas partai termasuk mereka yang hari ini ikut membentuk masa depan negeri dan bahkan salah satu kader terbaik HMI pernah ia dampingi dalam kontestasi Pilpres 2024. Mereka semua pernah merasakan betapa beratnya menjadi kader di akar rumput bergerak tanpa dana, belajar tanpa fasilitas, berjuang dalam kesederhanaan.
Jika hari ini ada kader HMI yang berada di pucuk kekuasaan, itu bukan karena HMI “ditumbuhkan dari atas”, tetapi karena proses panjang dan ketat yang mereka lewati sebagai kader. Kekuasaan bukan warisan organisasi, tapi hasil ikhtiar dan keberanian mengambil peran strategis.
Sebagai kader HMI Cabang Makassar, saya tetap percaya bahwa perbedaan organisasi bukan untuk saling menjatuhkan, tetapi untuk saling menguatkan dalam kontribusi terhadap umat dan bangsa. Narasi merendahkan organisasi lain hanya menunjukkan kebingungan identitas dan ketidakmatangan dalam bersikap.
Biarlah HMI terus tumbuh dari akar karena pohon yang akarnya kuat tidak akan tumbang oleh angin politik musiman.