Menteri Gus Ipul Beberkan Mekanisme Sekolah Rakyat: Hanya untuk Anak dari Keluarga Miskin Ekstrem

Newskata. Com, Jakarta – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengungkapkan mekanisme pendaftaran bagi calon murid Sekolah Rakyat, program pendidikan yang digagas untuk membantu anak-anak dari keluarga miskin ekstrem agar mendapat akses pendidikan yang layak.

Dalam keterangannya, Gus Ipul menegaskan bahwa pendaftaran Sekolah Rakyat tidak dibuka secara umum. Seleksi dilakukan berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang dikelola oleh Kementerian Sosial. Hanya anak-anak dari keluarga desil 1 dan desil 2 yakni kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan paling rendah yang berhak mengikuti program tersebut

“Calon murid tidak bisa mendaftar sendiri. Data mereka akan diverifikasi langsung oleh Kementerian Sosial bersama dinas sosial daerah untuk memastikan tepat sasaran,” ujar Gus Ipul di Jakarta, Jum’at (31/10/2025).

Ia menambahkan, setelah proses verifikasi lapangan selesai, nama-nama yang lolos akan ditempatkan di Sekolah Rakyat sesuai wilayah masing-masing. Program ini merupakan bagian dari Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, yang menjadi prioritas dibawah Kepemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka

Namun, di satu sisi Gus Ipul mengakui bahwa implementasi program ini masih menemui sejumlah kendala di lapangan. Salah satunya adalah penolakan dari sebagian orang tua yang khawatir anaknya harus berpisah sementara untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat.

“Kami memahami ada kekhawatiran. Karena itu, tim kami memberikan waktu adaptasi bagi anak-anak dan orang tuanya. Kalau tidak cocok, kami carikan alternatif sekolah lain yang sesuai,” jelasnya.

Gus Ipul berharap program Sekolah Rakyat bisa menjadi langkah nyata dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem dengan pendekatan pendidikan. Tak hanya memberi kesempatan belajar bagi anak-anak, program ini juga akan memberdayakan orang tua melalui pelatihan dan bantuan sosial produktif.

“Intinya, anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan. Jadi tidak hanya keluar dari kemiskinan, tapi juga mandiri,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like