Merdeka Tanpa Keadilan, Apa Artinya?

– OLEH : ISMAIL S.E

17 Agustus 2025 seluruh penjuru indonesia merayakan kemerdekaan Republik Indonesia

Kemerdekaan itu bukan hanya soal lepas dari penjajahan fisik, tapi tentang bagaimana rakyatnya benar-benar bebas berpikir, berpendapat, dan hidup layak. Lebih dari delapan dekade sejak proklamasi, banyak yang bertanya ,siapa sebenarnya yang merdeka hari ini?

Kenyataannya, rakyat kecil masih bergelut dengan kesulitan hidup. Harga kebutuhan pokok melonjak, akses pendidikan dan kesehatan belum merata, lapangan kerja semakin sempit. Di sisi lain, yang tampak “merdeka” justru segelintir elit yang duduk nyaman di kursi kekuasaan atau bisnis besar. Kemerdekaan terasa timpang, tidak membumi. Bagi sebagian besar rakyat, kemerdekaan masih jadi mimpi yang belum utuh.

Pendidikan seharusnya menjadi jalan keluar, tetapi sayangnya justru ikut melanggengkan ketimpangan. Kurikulum tidak membentuk karakter berpikir kritis, hanya menekankan nilai dan hafalan. Anak-anak dari keluarga mampu punya lebih banyak peluang, sementara anak-anak dari desa atau pelosok harus berjuang berkali lipat.

Di tengah kondisi ini, mengubah pola pikir adalah langkah awal untuk melawan,bukan dengan kekerasan, tapi dengan kesadaran.
Kesadaran bahwa kemerdekaan bukan hadiah, tapi tanggung jawab bersama.
Bahwa kita perlu mendidik generasi yang bukan hanya pintar, tapi juga berani, peduli, dan tidak takut berkata: “Ini belum adil.”

Kemerdekaan sejati hanya bisa terwujud jika rakyat merdeka dalam berpikir, dalam memilih jalan hidupnya, dan dalam memperjuangkan haknya.

ketika pikiran kita berubah, maka masa depan bangsa pun ikut berubah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like